Percaya atau tidak.. tapi anda sudah dapat melihatnya dengan mata kepala anda sendiri. Sesosok bayangan aneh dengan wajah seram berada dibelakang para mahasiswa ini. Tidak ada yang tau pasti nasib mereka sekarang, ada rumor yang mengatakan bahwa mereka yang ada dalam foto ini hilang. Keluarga mereka telah mencari namun hingga kini masih tidak ada rimbanya.
Tidak mengenal tempat, sosok hantu kuntilanak ini menampakan dirinya pada sebuah lobi hotel. Konon sebelum dibangun hotel tanah tersebut adalah bekas kuburan belanda yang terkenal angker. Taukah anda bahwa sebenarnya setiap langkah kaki tanah yang kita injak ini kita pernah digunakan sebagai kuburan seseorang? Pemilik gedung sebenarnya telah mengetahui hal tersebut, dan untuk keselamatan mereka menyisihkan sebuah kamar sebagai tempat suci, yang mereka anggap keramat. Dan juga kebanyakan hotel tidak menggunakan angka 13 sebagai urutan lantai pada hotel mereka, karena angka 13 dianggap kerama
Selain musik, ternyata hantu dan dunia gaib juga merupakan bahasa yang universal, karena kisah-kisah serupa juga ditemukan diberbagai belahan dunia, seperti cerita tentang Dracula dan vampir.
Namun, dibanding dengan Indonesia, dunia barat memiliki catatan sejarah tentang hantu dan dunia gaib lebih baik. Bahkan, hantu-hantu tersebut juga menjadi inspirasi penulisan karya-karya sastra yang cukup mendunia, seperti roman yang ditulis oleh Bram Stoker pada tahun 1897 yang berjudul Dracula.
Sebelum cerita tentang hantu ‘lokal’ dikupas tuntas, mari, sejenak ‘berjalan-jalan’ mengunjungi tempat-tempat yang ‘bersejarah’ bagi hantu di belahan dunia Barat.
Seorang ilusionis kelas dunia, David Coperfield yang hampir tak pernah gagal dalam menampilkan kebolehannya, ternyata penah merasakan kekecewaan dan ‘tidak berhasil’ menjalin komunikasi dengan makhluk dunia gaib. Lokasi tersebut terletak di lepas pantai antara Miami dan San Juan, yaitu Bermuda.
Pada aksinya, David mencoba mengembalikan sebuah kapal yang diduga hilang dikawasan Bermuda. Dengan segenap kemampuan yang dimiliki, David mencoba mengangkat kapal tersebut untuk membuktikan bahwa kapal tersebut memang karam di sekitar wilayah Bermuda.
Untuk beberapa menit awal David memang berhasil menghadirkan kapal tersebut ke permukaan laut, namun, David ‘gagal’ menjalin komunikasi dengan ‘penguasa’ Segitiga Bermuda, akhirnya kapal itu terbakar dan hilang kembali.
Misteri hilangnya beberapa kapal dan pesawat di kawasan Bermuda tentu membuat setiap orang tercekam. Di sana juga diyakini merupakan tempat bersemayamnya jin dari seluruh dunia. Selain kisah tentang sang ilusionis yang gagal menunjukkan kebolehannya, cerita menarik juga pernah terjadi di Bermuda sekitar tahun 1945.
Saat itu, pesawat skuadron yang dikirim untuk menjatuhkan bom, segara gaib “hilang di kawasan Bermuda”. Kejanggalan terjadi karena hingga saat ini tidak ada puing pesawat, kapal, ataupun jasad yang ditemukan. Mareka semua menghilang seperti ditelan bumi.
Beberapa ilmuan menjelaskan,bahwa di kawasan Bermuda terdapat medan magnet yang sangat kuat, sehingga benda apapun yang melintas akan tersedot ke dalamnya. Namun, ada pula opini yang beredar, bahwa kawasan Bermuda merupakan markas makhluk luar angkasa. Mau mencoba membuktikan?
Setelah turun dari kereta, dia lalu jongkok . kemudian menyembah kearah kereta. Seolah di dalamnya ada seseorang yang sangat di hormatinya. Dari dalam kereta kemudian ada seseorang yang memberikan aba-aba dengan hanya mengibaskan tangannya. Melihat bentuk tangannya yang mulus dan halus bisa di tebak kalau tangan itu adalah tangan seorang wanita.
Dan setelah aba-aba itu turun, disusul kemudian keempat prajurit yang membawa tameng di tangan kirinya. Sedang di pinggang kanannya menggantung sebuah pedang. Semuanya mengenakan pakaian ala prajurit keratin Yogyakarta. Aku yang melihatnya kemudian hampir ppingsan kala menyaksikan empat prajurit itu semuanya tidak berkepala. Tanpa bersuara mereka melangkahkan kakinya menuju kamarku. Tahu hal itu aku bermaksud segera lari menuju kamar untuk menyeret parman yang kemungkinan masih terlelap dalam tidurnya.
Tetapi ternyata apa yang hendak aku lakukan itu ketahuan oleh orang bersurjan yang misterius itu. Dengan serta merta dia berjalan mendekatiku. Setelah ada didepanku, tiba-tiba tangannya menepuk pundakku sebanyak tiga kali. Aneh bin ajaib, setelah mendapat tepukan itu tubuhku seketika menjadi lemas tanpa daya. Sulit untuk digerakan. Setelah itu, mereka dengan leluasa masuk ke dalam kamarku. Sementara itu, diluar masih terdengar suara sayup-sayup gamelan yang masih mengumandang di tengah kegelapan malam.
Beberapa menit kemudian aku hanya bisa memelototkan mata ku tanpa bisa berbuat sesuatu ketika keempat prajurit yang dikawal lelaki bersurjan mengangkat tubuh parman dalam posisi masih tertidur pulas. Tubuh parman lalu dimasukan ke dalam kereta kencana yang semenjak tadi sudah menunggu di depan kamarku.
Gemerincing suara asesoris yang dikenakan ke empat ekor kuda mewarnai keberangkatan kereta tersebut ke tengah laut yang masih kelam. Dan, bersaman dengan kepergiaan kereta yang telah membawa tubuh parman ,suara gemerincing dan gamelan suaranya semakin redup dan akhirnya tidak terdengar lagi.
Anehnya setelah kejadian itu aku yang tadinya tidak mampu bergerak sama sekali, kini kembali bisa bergerak seperti semula. Entah mengapa hal itu bisa terjadi secara aneh. Segera setelah tubuhku normal kembali dengan cepat kutengok kamarku. Betapa terkejutnya aku ketika di kamar itu tubuh parman yang tadinya masih tergeletak tidur sudah tidak ada lagi. Kamar dalam keadaan kosong. Aku menjadi panic seketika.
Tak lama kemudian hampir semua penghuni hotel udang biru mencium peristiwa misteri itu. Sebagian orang yang sering mengunjungi hotel tersebut sudah menduga bahwa sesuatu yang tidak diinginkan akan segera terjadi.
Keesokan harinya ketika sedang berada dikantor polsek setempat untuk melaporkan kejadian yang kami alami, seorang turis asing yang tengah santai dipinggir pantai berlari-lari memberitahukan ada mayat yang tedampar dipinggir pantai. Seketika itu juga aku menduga bahwa mayat itu pasti mayat temanku si parman. Orang-orang yang ikut mendengarkan , juga berpendapat sama.
Dan, setelah berada di TKP , pandangan ku langsung tertuju kepada tubuh parman yang sudah terbaring di tepi pantai. Beberapa orang tengah mengerumuninya. Disitu tampak juga surya , yang ternyata adalah seorang paranormal. Setelah kuceritakan awal mula pertemuan kami dengan orang bersurjan yang sebenarnya orang halus itu hingga pada akhirnya kami terjerumus ke kamar kosong itu, lelaki paranormal itu hanya geleng-geleng kepala seperti menyesali apa yang telah terjadi.
Mendung duka menyelimuti hatiku. Bahkan tak terasa mataku pun menitikkan air mata karena kehilangan seorang sahabat. Sementara langit menunjukan suasana yang sangat tak bersahabat terpadu dengan angin yang sepoi-sepoi basah. Namun , sebenarnya suasana yang romantic itu tidak sesuai dengan kenyataannya. Berbanding terbalik dengan suasana misteri yang telah membawa korban jiwa.
Malam pun tiba. Hotel di tempat wisata itu tiba-tiba menimbulkan galau di hatik. Dan ternyata parman juga mengalami hal yang serupa. Malahan, meski malam belum larut, kami malah diserang rasa kantuk yang teramat sangat. Rasa kantuk yang jarang aku alami karena aku terbiasa tidur larut malam. Kupersilahkan parman yang tersiksa oleh kantuk untuk tidur duluan.
Mendengar usulku, parman rupanya sudah tidak lagi memeperdulikan lagi bebauan yang mengundang mistik itu. Ia langsung saja merebahkan diri dan memejamkan matanya. Aku kemudian memilih duduk-duduk di beranda sambil mempermainkan asap rokok.
“belum tidur , mas?” Tanya salah seorang penghuni hotel yang kamarnya bersebelahan dengan kamar kami. Aku hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Lalu bangkit dari tempat dudukku dan berjalan menghampirinya. Setelah berkenalan, kamipun kemudian terlibat dalam pembicaraan yang hangat. Namanya surya dari kota madiun.
“Mas budiman kok berani bermalam di kamar itu ?” katanya sambil menunjuk kamarku. Aku terkejut dengan pertanyaannya.
“lho memangnya ada apa dengan kamarku itu ?” tanyaku sembari kutatap tajam-tajam matanya.
“katanya kamar yang mas budiman tempati itu tempatnya raja jin yang memang secara khusus diperuntukan untuk menjaga keamanan hotel ini. Kamar itu katanya juga dihuni oleh seseorang , tentunya orang halus.” Surya bercerita panjang lebar mengenai kamar itu dengan serius. Dia seperti tidak sedang bercanda atau sengaja menakut-nakutiku.
Mendengar apa yang dikatakan surya mengenai kamar yang kusewa itu seketika bulu kudukku menjadi merinding. Tapi tetap kucoba kegelisahanku itu tidak kutunjukannya. Sekitar pukul sebelas malam, surya meminta diri. Aku juga segera menuju kamar yang ku tempati sembari bertekad mengajak parman malam itu juga untuk hengkang dari situ.
Namun ketika beberapa langkah hendak memasuki kamarku, tiba-tiba kudengar suara gamelan yang sayup-sayup di tengah-tengah deburan ombak. Suara itu semakin mendekat…semakin mendekat… dan semakin mendekat. Hingga terasa jelas sekali di telingaku.
Bersamaan itu pula terdengar suara gemerincing kereta kuda. Disusul kemudian penampakan kereta kencana yang ditarik empat ekor kuida yang semuanya berwarna putih mulus. Keempat ekor kuda yang bertubuh kokoh itu semuanya berkalung asesoris yang gemerlapan karena lampu TL yang ada disitu. Tak lama kemudian dari kereta itu keluarlah lelaki bersurjan yang tadi sore sempat mengantarku ke hotel ini.
Saat hari menjelang subuh, tiba-tibas aku terbangun. Di telingaku sayup-sayup terdengar suara wanita yang sedang menangis pilu. Semula aku tidak terlalu memperhatikannya karena aku mengira itu suara orang yang sedang mengaji di masjid.
Namun aku abru ingat bahwa tempat tinggalku jauh dari masjid, padahal suara itu terdengar sangat dekat seperti di sebelah rumah. Bahkan lama-kelamaan juga terdengar semakin keras.
Keesokan paginya aku ceritakan hal itu pada keluargaku. Karena itulah kemudian pada malam harinya aku tidur ditemani kakak lai-lakiku. Dan begitu malam telah larut, suara itu pun mulai terdengar lagi. Karena penasaran aku,kakak serta adikku keluar untuk melihat suara apa yang terdengar dari dalam kamarku itu.
Ternyata di luar rumah kami tidak menemukan apa-apa. Yang ada hanya rimbunan pohon bamboo yang terlihat sangat menyeramkan.
Kamipun kembali masuk kedalam rumah sambil memendam rasa penasaran. Bahkan suara orang menangis yang terdengar seperti orang yang mengaji juga terdengar manakala menjelang waktu subuh.
Padahal waktu kami cek keluar juga tidak ada apa-apa. Demikian pula saat kami mengecek di masjid terdekat. Pada saat itu kami tidak menemukan ada orang yang sedang mengaji di sana .
Rasa penasaran terus menyelimuti hati kami, karena suara tiu seringkali muncul meski tidak setiap hari. Kami masih bingung suara apa yang kami dengar itu. Tapi dari beberapa cerita penduduk di desa itu, kebanyakan meraka mengatakan kalau rumah yang kami tempati itu sangat angker. Sejak dulu tidak ada orang yang berani menempatinya.
Karena itulah ibuku senantiasa menyuruhku untuk berdoa agar tuhan selalu melindungi kami. Tapi beberapa waktu kemudian akhirnya kami pindah juga dan kembali ke rumah kami semula.
MISTERI RUMAH BARUKU
Peristiwa ini terjadi saat aku dan seluruh keluargaku pindah rumah . rumah yang kami tempati itu terletak jauh dari keramaian, tepatnya di sebuah perkampungan yang sepi.
Tepat disebelah kiri dan kanan rumah itu terdapat sebuah kebun kecil yang ditumbuhi pepohonan yang cukup lebat. Terus terang kondisi rumah itu sangat jauh berbeda dengan rumah kami sebelumnya. Tapi karena sesuatu hal kami terpaksa harus pindah kesana.
Dirumah itu, kamarku sendiri cukup besar. Didalamnya ada telepon pribadi serta tempat tidur baru. Letak kamarku sendiri bersebelahan dengan rumpun pohon bamboo besar yang tumbuh diluar. Bila dilihat dari jauh pohon itu seolah menanungi bagian kamarku dengan ranting dan daunnya yang lebat. Di kamar itu aku tidur sendirian.
Sebenarnya aku merasa cukup beruntung dengan adanya telepon pribadi di dalam kamarku. Karena dengan begitu aku bisa bebas menelepon maupun menerima telepon dari pacarku yang ada di kota. Memang hampir setiap malam kami saling menelepon . kami selalu memanfaatkan waktu tengah malam untuk menghemat pulsa.
Demikian juga halnya dengan saat itu. Jam di dinding telah menunjukan pada angka satu. Aku dan pacarku masih asyik ngobrol lewat telepon. Tapi tidak seperti biasannya, saat itu hatiku merasa gelisah sekali , aku merasa seperti ada yang mengawasi diriku dari luar kaca jendela. Kebetulan kacca jendela kamarku langsung berhubungan dengan keberadaan bamboo besar diluar.
Karena takut ada apa-apa, aku akhiri saja pembicaraan dengan pacarku. Hatiku semakin tidak tenang manakala terdengar suara berisik dari arah luar kamarku . suara itu seperti suara nafas orang yang terengah-engah karena kelelahan. Aku memberanikan diri untuk melihat keluar. Tapi anehnya setelah aku liat ternyata tidak ada apa-apa.
Lalu kututup lagi tirai jendela itu. Anehnya begitu kututup suara itu kembali terdengar lebih keras. Hal ini jelas membuat aku semakin takut. Dalam ketakutan itu, aku berusaha untuk membaca–baca doa. Berbagai macam doa aku baca saat itu hingga aku kelelahan dan akhirnya tanpa sadar tertidur.
Advertisement
Subscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar